Ditemukan 2.122 Kasus TBC di Kota Padang: Upaya Serius Pemko Padang Memutus Mata Rantai Penyakit
PJ Sekdako Padang Yosefriawan
Padang, (LIN) -- Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Kesehatan terus meningkatkan upaya dalam memutus mata rantai penyakit tuberkulosis (TBC). Hingga Juni 2024, tercatat 2.122 kasus TBC di Kota Padang.
Pj Sekda Yosefriawan menjelaskan bahwa pada tahun 2024, Kota Padang diestimasikan akan memiliki 4.838 kasus TBC. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.122 kasus telah terdeteksi. "Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, 16,4 persen kasus berasal dari luar Kota Padang, sementara 83,6 persen (1.773 kasus) berasal dari 11 kecamatan di dalam kota," ujar Yosefriawan dalam pertemuan koordinasi dan revitalisasi tim percepatan penanggulangan TBC di salah satu hotel di Kota Padang, Selasa (9/7/2024).
Ia menambahkan bahwa kasus TBC terbagi berdasarkan kelompok umur, dengan 20 persen kasus terjadi pada anak usia 0-14 tahun dan 80 persen pada usia 15 tahun ke atas. "Tingkat keberhasilan pengobatan TBC di Kota Padang pada tahun 2023 cukup tinggi, dengan 90,4 persen pasien menyelesaikan pengobatan. Namun, masih ada 5,4 persen yang putus berobat, 3,5 persen meninggal, 0,5 persen pindah, dan 0,2 persen gagal pengobatan," jelas Yosefriawan.
Untuk menanggulangi kasus TBC, Pemerintah Kota Padang telah membentuk tim percepatan penanggulangan TBC yang aktif melakukan penjaringan kasus di berbagai tempat seperti sekolah, pesantren, tempat kerja, rumah tahanan, serta fasilitas kesehatan dan masyarakat umum di Kota Padang.
Kepala Dinas Kesehatan, dr. Srikurnia Yati, menyatakan bahwa kasus TBC paling banyak ditemukan di Kecamatan Koto Tangah, yang merupakan wilayah dengan luas dan kepadatan penduduk yang tinggi. "Ada lima puskesmas yang siap melakukan skrining di wilayah Koto Tangah. Kasus-kasus ini memerlukan pengobatan selama 6 bulan, dan harapan kami adalah semua pasien yang sudah positif dapat disembuhkan, sehingga tingkat kesembuhan di Kota Padang mencapai 100 persen," ungkap dr. Srikurnia.
Dr. Srikurnia juga menekankan bahwa skrining TBC tidak memandang usia. "Selama ditemukan keluhan lebih dari dua minggu, kami akan melakukan pemeriksaan terhadap sampel dahak pasien. Dibandingkan dengan tahun lalu, yang mencatat sekitar 3.800 kasus TBC selama 2023, memang ada peningkatan kasus hingga Juni 2024," tambahnya.
Selain itu, skrining juga dilakukan di berbagai tempat seperti sekolah, pesantren, perusahaan, dan instansi pemerintah untuk memastikan deteksi dini dan pengobatan tepat waktu bagi mereka yang terinfeksi.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Pemerintah Kota Padang berharap dapat memutus mata rantai penyebaran TBC dan meningkatkan tingkat kesembuhan pasien, sehingga kota ini dapat terbebas dari ancaman penyakit tersebut.
(D'On)